Rabu, 18 November 2009

CAMPAK

A. PENGERTIAN CAMPAK
Kebanyakan dari kita mungkin belum mengetahui apa sebenarnya penyakit campak. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian penyakit campak. Penyakit Campak (measles, morbilli, rubeola) adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus, dengan gejala-gejala berupa eksantem akut, demam, radang kataral selaput lendir, kemudian diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah dan diakhiri dengan deskuamasi dari kulit (Soedarto, 1996).
Virus campak termasuk sub-virus lendir, lemah daya tangkis di luar badan, dan sangat peka terhadap panas, sinar ultraviolet dan desinfektan. Penularan lewat air ludah atau dahak tidak melampaui 2 jam, tapi di hawa dingin, kering dan di bawah nol derajat Celcius, virus campak dapat hidup selama 1 bulan.
Penyebarannya yang lewat virus menjadikan penyakit campak mudah menular dari manusia satu ke manusia yang lain. Karena itulah kita harus selalu waspada agar dapat terhindar dari jeratan penyakit campak ini. Campak dapat menyerang seseorang siapapun dan kapanpun, dari mulai bayi sampai orang dewasa dapat terserang campak. Akan tetapi tingkat kejangkitan anak balita paling tinggi, sedangkan bayi dalam usia di bawah 6 bulan kebal terhadap penyakit tersebut karena mendapat antibodi dari ibu kandungnya, tapi bayi yang dilahirkan ibu susceptible atau mudah terserang penyakit tidak memiliki daya imunisasi bawaan , sehingga dapat terserang penyakit itu setelah lahir.
Penyakit campak bukanlah penyakit musiman, campak dapat berjangkit sepanjang tahun. Jadi harus selalu waspada ddalam menghadapi penyakit campak. Kelompok manusia pada umumnya mudah tertular penyakit campak , tapi setelah sembuh akan memiliki daya imunisasi kekal. Apabila seseorang sudah pernah terkena campak, dia tidak akan terkena campak lagi, sekali seumur hidup.

B. CARA PENULARAN CAMPAK
Penularan infeksi penyakit campak dapat terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam (bintik-bintik merah) pada kulit dan 4 hari setelah ruam kulit muncul.
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1.Infeksi bakteri :
Pneumonia dan Infeksi telinga tengah.
2.Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan.
3.Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
Anggapan lain yang patut diluruskan, yaitu bahwa bercak merah pada campak harus keluar semua karena kalau tidak malah akan membahayakan penderita. Yang benar, justru jumlah bercak menandakan ringan-beratnya . Semakin banyak jumlahnya berarti semakin berat penyakitnya. Dokter justru akan mengusahakan agar pada anak tidak menjadi semakin parah atau bercak merahnya tidak sampai muncul di sekujur tubuh Selain itu, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak secara salah. Salah satunya, anak tidak dimandikan. Dikhawatirkan, keringat yang melekat pada tubuh anak menimbulkan rasa lengket dan gatal yang mendorongnya menggaruk kulit dengan tangan yang tidak bersih sehingga terjadi infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah. Sebaliknya, dengan mandi anak akan merasa nyaman.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas seperti saat ini, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Kebanyakan kasus banyak terjadi pada anak-anak karena daya tahan tubuh anak-anak masih lemah. Untuk itulah, pemerintah melalui posyandu melakukan program vaksinasi campak di setiap posyandu dari kota sampai pelosok-pelosok desa, merata sampai ke seluruh wilayah Indonesia. Apabila seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.


C. PENYEBAB CAMPAK
Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam (bintik-bintik merah di kulit). Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul (Anonim, 2005).
Untuk lebih jelasnya, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi menjadi 3 fase, yaitu : Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada fase ini, anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apa pun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar.
Fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu, seperti batuk, pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila melihat sesuatu, mata akan silau (photo phobia). Di sebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38C - 40C.
Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil.
Bercak-bercak merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler. Biasanya bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya baik maka bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya jika bercak merahnya sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun makin lama menjadi kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok atau sembuh dengan sendirinya. Periode ini merupakan masa penyembuhan yang butuh waktu sampai 2 minggu.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.


D. STRATEGI PENGENDALIAN PENYAKIT
1. Primary Prevention

Health Promotion
Promosi kesehatan dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit campak. Penyuluhan diberikan secara jelas dan komunikatif agar masyarakat yang disuluh dapat dengan mudah memahami apa sebenarnya penyakit campak. Pnyuluhan kesehatan diberikan kepada masyarakat di kota maupun di desa. Penyuluhan lebi intensif dilakukan di desa, karena sebagian besar masyarakat desa masih awam dengan penyakit campak. Penyuluhan dapat dilakukan oleh perangkat desa yang bekerjasama dengan puskesmas setempat, ataupun tenaga kesehatan lain.
Selain penyuluhan, masing-masing individu juga harus menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Mandi 2 kali sehari dan selalu mencuci tangan dengan sabun adalah tindakan pencegahan yang baik.
Spesific Protection
Tindakan spesifik untuk mencegah penyakit campak adalah dengan memberikan imunisasi campak pada anak balita. Imunisasi biasa dilakukan di posyandu sekitar tempat tinggal. Anak-anak usia SD juga biasanya mendapat imunisasi campak di sekolahnya. Imunisasi campak tersebut merupakan program nasional pemerintah yang dimaksudkan untuk mencegah penyebaran virus campak.
2. Secondary Prevention
Early Diagnosis and Prompt Treatment
Pada tahap ini, penderita sudah mulai mengeluh sakit, meliki tanda-tanda terkena penyakit campak tetapi belum terlihat secara jelas. Untuk itu, penderita harus memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas atau rumah sakit. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi penanganan yang salah terhadap penderita. Selain itu, dengan memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan, penderita akan mengetahui penyakit apa yang diderita.
Disabillity Limitation
Penderita yang sudah positif terkena penyakit campak, harus diberikan penanganan yang tepat. Dengan memberikan vaksin campak adalah penanganan yang tepat. Penderita juga harus istirahat teratur dan diet makan makanan yang bergizi tinggi, agar kondisi tubuh tetap terjaga dan daya tahan tubuh meningkat. Untuk kamar penderita sebaiknya jangan terlalu terang karena ada penderita yang mengalami fotofobia.
3. Tertiary Preventation
Rehabilitation
Apabila penderita sudah agak baikan dari sakitnya, penderita harus selalu mengecek kesehatannya ke puskesmas atau rumah sakit sampai sakit campaknya sembuh total. Selain itu, juga harus tetap mengkonsumsi makan makanan bergizi dan istirahat secara teratur. Hal itu harus dilakukan agar penderita dapat sembuh total dari sakitnya dan dapat kembali melakukan aktivitas kesehariannya.

E. PENGOBATAN CAMPAK
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk campak. Pengobatan yang dilakukan adalah pengobatan simtomatik dan tindakan pencegahan terhadap komplikasi dan infeksi sekunder dengan menggunakan antimikroba (Soedarto, 1996).
· Pengobatan Simtomatik
Tanpa komplikasi, istirahat di tempat tidur akan mempercepat penyembuhan penderita. Pemberian kodein dapat mengurangi sakit kepala dan nyeri otot, selain itu juga dapat mencegah batuk penderita. Berikan juga analgesik dan antipiretik. Berikan diet yang bergizi tinggi dan sebaiknya ruang tidur penderita tidak terlalu terang oleh karena adanya fotofobia.
· Pengobatan Pencegahan dengan Antimikroba
Perjalanan penyakit campak yang tanpa komplikasi tidak dipengaruhi oleh pemberian antimikroba. Jika terjadi infeksi sekunder dengan kuman pneumococcus atau beta hemolytic streptococcus, pemberian penisilin atau tetrasiklin dengan dosis penuh dapat mencegah kematian oleh infeksi sekunder tersebut. Terutama penderita campak yang juga sedang menderita infeksi kronik lain, anak-anak maupun orang berusia lanjut dan penderita campak yang mudah ditulari penyakit infeksi lainnya, misalnya yang dirawat di ruang menular perlu diberikan obat-obat antimikroba.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas. Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan adalah :
¨pemeriksaan darah
¨pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Ig M anti campak, pemeriksaan komplikasi campak : Enteritis, Ensephalopati, Bronkopneumoni
Komplikasi dapat terjadi karena virus campak menyebar melalui aliran darah ke jaringan tubuh lainnya. Yang paling sering menimbulkan kematian pada anak adalah kompilkasi radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). Komplikasi ini bisa terjadi cepat selama berlangsung penyakitnya. Gejala ensefalitis yaitu kejang satu kali atau berulang, kesadaran anak menurun, dan panasnya susah turun karena sudah terjadi infeksi "tumpangan" yang sampai ke otak. Lain halnya, komplikasi radang paru-paru ditandai dengan batuk berdahak, pilek, dan sesak napas. Jadi, kematian yang ditimbulkan biasanya bukan karena penyakit campak itu sendiri, melainkan karena komplikasi. Umumnya campak yang berat terjadi pada anak yang kurang gizi.

F. PENCEGAHAN CAMPAK
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak yang dapat mencegah masuknya virus penyebab campak masuk ke dalam tubuh. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), yang disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Selain itu, penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
Pemerintah mulai peduli dengan masalah pencegahan penyakit campak, yaitu dengan melaksanakan program vaksinasi campak nasional. Teknik pengumpulan sasaran vaksinasi campak adalah dengan menjaring siswa-siswi yang akan masuk tahun ajaran baru di SLTP dan SLTA, Universitas. Teknik ini sudah dilakukan dalam program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah). Pemerintah melakukan program vaksinasi campak nasional karena :
1.Vaksin untuk pencegahan campak sudah tersedia secara luas di pasaran
2.Indonesia sudah memiliki tenaga ahli, teknologi dan pengalaman dalam bidang imunisasi
3.Sebenarnya dengan memberikan vaksinasi sekali dalam seumur hidup pada wanita subur sebelum memasuki pernikahan, sudah cukup untuk menghindari akibat infeksi yang disebut di atas
4.Perhitungan secara finansial, biaya vaksinasi untuk 45juta wanita subur sebasar 45 milyar rupiah adalah jauh di bawah jumlah uang yang dikorup pejabat di negeri ini (Yatim, 2007).
Selain pemerintah yang ikut serta berperan aktif, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi aktif. Pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama dalam memerangi penyebaran penularan penyakit campak. Salah satu peran aktif masyarakat adalah dengan memeriksakan diri ke puskesmas, rumah sakit, atau unit pelayanan kesehatan lain yang mudah dijangkau apabila mengalami gejala-gejala penyakit campak.

G. PERAN KELUARGA
Keluarga mempunyai peranan yang sangat besar dan vital dalam menangani masalah penyakit campak ini. Keluarga adalah pemberi semangat kesembuhan yang sangat besar untuk penderita. Keluarga juga yang merawat penderita dengan sabar dan perhatian tanpa menuntut imbalan.Dalam merawat penderita campak, keluarga juga harus sangat sabar dan telaten. Salah satu contoh adalah dengan menempatkan penderita di kamar yang tidak begitu terang, memberikan diet makanan yang bergizi dan membantu penderita untung buang air kecil atau buang air besar.




Kamis, 12 November 2009

Kapur Barus Usir Tikus

Di rumah sering kita dapati tikus yang mengacak-acak berbagai bahan makanan yang ada. Sehingga bahan makanan menjadi kotor dan tidak sehat, sebab tikus bisa menularkan penyakit pes. Tikus juga menggigit kayu atau berbagai bahan lain hingga berlubang. Karena itulah, tikus harus segera diberantas. Untuk mengusir tikus, lakukan cara dengan meletakkan kapur barus/kamper sebanyak 5 butir di setiap sudut rumah. Kapur barus mengandung zat khusus yang sangat ditakuti tikus. Dengan begitu, rumah Anda dapat terbebas dari tikus.

Majalah KARTINI No. 2229